Pemerintahan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berada di ujung tanduk. Serangan pasukan Israel ke masjid Al-Aqsa jadi pangkal permasalahannya.
Penyerbuan pada Jumat (15/4/2022) menyebabkan kurang lebih 150 orang terluka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis. Israel juga menangkap puluhan orang warga Palestina yang tengah menunaikan salat di Masjid Al-Aqsa.
Aksi beringas Israel pada bulan Ramadhan menuai kecaman dunia. Tak hanya itu, salah satu partai Arab yang berada di koalisi pemerintahan Bennett mulai mempertimbangkan dukungannya.
© Disediakan oleh Kumparan Para pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa, di Kota Tua Yerusalem, Jumat (15/4/2022). Foto: Ammar Awad/REUTERS
Partai Persatuan Daftar Arab (UAL) kini menangguhkan partisipasi dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Mereka bahkan bisa menarik diri secara resmi bila Bennett tidak memperbaiki penanganan konflik Al-Aqsa.
"Jika pemerintah melanjutkan langkahnya dalam melawan rakyat Yerusalem, kami akan mengundurkan diri sebagai bagian koalisi," kata UAL dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Pendukung UAL sebagian besar berasal dari warga Palestina di Israel. Partai ini merupakan partai pertama yang mewakili warga Palestina untuk bergabung dengan pemerintah Israel.
Saat ini UAL memiliki empat kursi pada koalisi pemerintahan Bennett yang berjumlah 61. Meski jumlahnya tidak signifikan, bila UAL menarik diri maka Bennett akan kehilangan posisi mayoritas.
Tidak lagi menjadi mayoritas di parlemen Israel berarti pemerintahan Bennett yang baru seumur jagung akan runtuh.
Penulis: Airin Sukono.